1. Ubi
ubi
tumbuhan melilit berdaun besar menjantung atau menjari tangan, rimpangnya membesar menjadi umbi yang kulitnya menggabus atau berduri-duri, tergolong dalam marga Dioscorea; nama ubi khusus mengacu pada Dioscorea elata; 2 tumbuhan menjalar atau berupa perdu yang berumbi besar dan berdaging (mengandung zat tepung); pada umumnya dapat dimakan
https://kbbi.web.id/ubi
1. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
Dari berbagai jenis umbi-umbian yang ditemukan dalam perjalanan ini tampaknya ubi jalar merupakan jenis yang paling umum dibudidayakan dan diolah menjadi berbagai macam produk olahan. Beberapa daerah pembudidayaan dan pengolahan yang cukup besar, antara lain di Kabupaten Malang. Salah satu kultivar ubi jalar yang mengandung antosianin yang tinggi yaitu ubi jalar ungu diolah menjadi es krim, campuran selai buah, berbagai macam kue kering, kripik, tepung, kubus instan untuk bahan kolak dan sawut ubi jalar.
Dikenal dengan nama ketela rambat, huwi boled (Sunda), tela rambat (Jawa), sweetpotato (Inggris), dan shoyo (Jepang) merupakan sumber karbohidrat yang cukup penting dalam sistem ketahanan pangan kita. Selain karbohidrat sebagai kandungan utamanya, ubi jalar juga mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan) dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa).
Ada beberapa varietas ubi jalar yang ada di Indonesia yaitu Daya, Borobudur, Prambanan, Mendut, Kalasan, Muara Takus, Cangkuang, Sewu. Sedangkan varietas-varietas yang baru dilepas tahun 2001 antara lain Cilembu yang berasal dari Sumedang. Masing-masing varietas memiliki rasa khas yang berbeda-beda.
Ubi Cilembu merupakan salah satu produk pertanian unggulan bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang. Daerah penghasil ubi cilembu adalah Cilembu, Cadas, Pangeran, Sumedang. Ubi cilembu berkulit gading, berurat, dan panjang, sedangkan getahnya akan meleleh seperti madu ketika dipanggang. Ubi ini sangat manis dan pulen, berbeda dengan ubi kebanyakan. Rasa manis dari ubi Cilembu akan lebih terasa apabila ubi dibakar dalam open, terutama apabila ubi mentah telah disimpan lebih dari satu minggu.
2. Singkong (Manihot esculenta Crantz)
Di Indonesia singkong atau ubi kayu, bodin, sampeu mempunyai arti ekonomi penting dibandingkan dengan umbi-umbi lainnya. Jenis ini kaya akan karbohidrat dan merupakan makanan pokok di daerah tandus di Indonesia. Selain umbinya, daunnya mengandung banyak protein yang dipergunakan berbagai macam sayur, dan daun yang telah dikayukan digunakan sebagai pakan ternak. Batangnya digunakan sebagai kayu bakar dan seringkali dijadikan pagar hidup.
Produk olahan dari bahan singkong dapat ditemukan di beberapa tempat seperti Malang, Kebumen, DI Yogyakarta, Temanggung dan masih banyak lagi. Berbagai macam produknya antara lain mie, krupuk, tiwul instan, kue lapis, bidaran, stick, pluntiran, tiwul, gatot, tepung tapioka dan lain-lain.
Salah satu umbi yang memiliki nilai strategis sebagai pengganti nasi putih adalah singkong. Singkong mengandung karbohidrat sangat tinggi, sekitar 34 sampai 38 gram per 100 gram. Kandungan energinya 146 sampai 157 kalori per 100 gram bahan. Namun, kadar protein dalam singkong tergolong rendah, sehingga harus diimbangi dengan pangan sumber protein saat mengonsumsinya.
Dibandingkan singkong putih, singkong kuning memiliki keunggulan kandungan provitamin A, yang di dalam tubuh diubah menjadi vitamin A. Kadar provitamin A pada singkong kuning setara dengan 385 SI vitamin A per 100 gram, sedangkan singkong putih tidak mengandung vitamin A.
Satu hal yang perlu diwaspadai pada pengolahan singkong adalah kandungan asam sianida (HCN) yang bersifat racun. Ada empat golongan singkong berdasarkan kadar HCN-nya: golongan yang tidak beracun (sekitar 50 mg HCN per kg umbi segar), golongan beracun sedikit (50 sampai 80 mg HCN per kg umbi segar, golongan beracun (80 sampai 100 mg HCN per kg umbi segar), dan golongan sangat beracun (lebih dari 100 mg HCN per kg umbi segar).
Singkong pun menjadi makanan utama di daerah Gunung Kidul. Tetapi, kedudukan singkong mulai bergeser karena penduduk sudah mulai terbiasa makan nasi yang didatangkan ke daerah itu.
http://blognyaandrikiswantoro.blogspot.co.id/2016/01/jenis-jenis-tanaman-umbi.html
Macam-macam ubi jalar
Pada umumnya jenis atau macam-macam ubi jalar dapat dibagi menurut umurnya, bentuk daunnya dan warna umbinya.
ubi jalar, macam macam ubi jalar, khasiat ubi jalar, kandungan ubi jalar, manfaat ubi jalar
Sebenarnya penggolongan ini kurang bisa mewakili macam atau jenis ubi jalar. Oleh karena itu muncul jenis atau macam ubi jalar berdasarkan varietas, dan hal itu sudah banyak dibudidayakan oleh para petani palawija.
Macam-macam ubi jalar yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Menurut umur
Menurut umurnya, jenis ubi jalar dapat dibedakkan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Ubi jalar Genjah, yaitu ubi jalar dapat dipanen setelah umur tanam 3 bulan sampai 5 bulan.
b. Ubi jalar Ostrali, yaitu ubi jalaryang sudah dapat dipanen setelah umum tanam 8 bulan sampai 10 bulan. Dinamakan Ostrali, karena jenis ubi jalar ini berasal dari Australia .
Dari segi kualitas dan kuantitas adalah sama, namun dari segi kecepatan tanam, jenis genjah lebih menguntungkan.
Menurut daun dan warna umbi
Adapun macam jenis ubi jalar menurut bentuk daun dan warna umbinya adalah sebagai beikut :
a. Berdaun lebar tidak berombak, atau berombak sedikit, bentuknya bulat. Batangnya tidak berbulu. Umbi besar dan gemuk, kulit gabus berwarna putih atau merah muda. Di bagian tengah daging umbi berwarna kuning.
b. Daun berombak dan yang masih mudah berwarna jingga. Batang tidak berbulu.daging umbi berwarna kuning muda agak kemerah-merahan
c. Daun agak berombak. Batang tidak berbulu. Kulit umbi berwarna merah tua. Daging umbi berwarna putih berbintik-bintik jingga.
d. Bagian daun sebelah atas berbulu tebal. Kulit umbi berwarna merah tua. Daging umbi berwarna putih terdapat sedikit bintik-bintik jingga.
e. Daun sangat berombak. Batang berbulu tebal. Umbi kecil panjang, berwarna merah muda atau kuning muda.
f. Daun berombak dengan batang tak berwarna.umbinya besar, berwarna putih sampai merah muda.
g. Daun berombak denagn bentuk kecil.batang tak berbulu berwarna jingga. Umbi berwarna kuning muda sampai merah muda.
http://www.bestbudidayatanaman.com/2015/04/macam-macam-ubi-jalar.html
Tekstur utama ubi jalar dapat dibedakan setelah umbinya dimasak, ada tiga tipe tekstur umbi, yaitu :
a. Daging umbi padat, kesat, dan bertekstur baik;
b. Daging umbi lunak, lembab dan lengket; serta
c. Daging umbi kasar, dan berserat.
Sebagian besar produksi ubi jalar ditujukan untuk tipe tekstur pertama dengan sebagian besar kultivar berdaging putih. Di samping untuk pangan manusia, tipe tekstur umbi ubi jalar pertama juga banyak digunakan untuk pakan ternak dan bahan baku produk industri. Produksi ubi jalar tipe tekstur kedua terutama untuk pangan manusia. Berdasarkan volumenya, produksi ubi jalar tipe kedua jumlahnya sangat kecil.
Produksi ubi jalar tipe tekstur ketiga umumnya digunakan untuk pakan ternak, bahan baku industri pati, dan alkohol (Sarwono, 2005). Berdasarkan warna umbi, ubi jalar dibedakan menjadi beberapa golongan sebagai berikut :
a. Ubi jalar putih yakni ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna putih. Misalnya, varietas tembakur putih, varietas tembakur ungu, varietas Taiwan dan varietas MLG 12659-20P.
b. Ubi jalar kuning, yaitu jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna kuning, kuning muda atau putih kekuningan. Misalnya, varietas lapis 34, varietas South Queen 27, varietas Kawagoya, varietas Cicah 16 dan varietas Tis 5125-27.
c. Ubi jalar orange yaitu jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna jingga hingga jingga muda. Misalnya, varietas Ciceh 32, varietas mendut dan varietas Tis 3290-3.
d. Ubi jalar ungu yakni ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna ungu hingga ungu muda (Juanda, Dede dan Bambang Cahyono, 2000).
Berdasarkan bentuk umbi, ubi jalar mempunyai 9 tipe umbi, yaitu bulat (round), bulat elips (round elliptic), elip (elliptic), oval di bawah (ovale), oval di atas (obote), bulat panjang ukuran kecil (oblong), bulat panjang ukuran besar (long oblong), elip ukuran panjang (long elip) dan panjang tak beraturan (long irregulaer).
Berdasarkan bentuk permukaan umbi, terdiri dari 4 tipe yaitu alligator like skin, vein, horizontalcontriction dan longitudinal grooves. Berdasarkan warna kulit, terdiri dari 9 tipe, yaitu putih (white), krem (crem), kuning (yellow), jingga (orange), jingga kecoklatan (brown orange), merah muda (pink), merah tua (red), merah ungu (purple red), dan biru tua (dark purple).
Berdasarkan warna daging, terdiri dari 9 tipe yaitu melingkar tipis dekat kulit (narrow ring), melingkar lebar dekat kulit (board ring in cortex), noda menyebar dalam daging (scartered spots in flesh), melingkar tipis dalam daging (narrowring in flesh), melingkar lebar dalam daging (broad ring in flesh), beberapa lingkaran dalam daging (ring and other areas in flesh), bentuk membujur (in longitudinal section), sebagian dari lingkaran penuh dalam daging (covering most of the flesh),dan lingkaran penuh dalam daging (covering all flesh) (Huaman, 1990 dalam Suismono, 2001).
Beberapa Jenis Ubi Jalar :
Ubi Jalar Sari : Umbi varietas Sari berbentuk bulat hingga elip dengan permukaan halus, warna kulit merah cerah, warna daging kuning agak merah muda (mengandung β-karoten), tangkai umbi pendek, susunan umbi tertutup, dan berat umbi 650 g/tanaman. Berdasarkan karakter morfologi tersebut, ubi jalar varietas Sari identik dengan tipe Gunung Kawi. Bedanya, kulit ubijalar tipe Gunung Kawi berwarna merah dan berumur dalam (3-3,5 bulan lebih lama dibanding varietas Sari).
Ubi Jalar Lokal Saree : bentuk umbi cenderung lonjong, permukaan kulitnya tidak rata, warna daging jingga/kuning dan lebih lunak (basah) sehingga kandungan patinya juga lebih rendah yaitu sekitar 13 – 19% (Pantastico,1986). Rasanya kurang manis tetapi kandungan vitamin A dan C tinggi.
Ubi Jalar Adin : bentuk umbi cenderung bulat, permukaan kulit umumnya tidak rata, daging umbi lebih keras dan warnanya merah di bagian tengah dan putih di bagian dekat kulit, rasa tidak semanis ubi putih, permukaan kulit cenderung tidak rata. Ubi jalar merah memiliki kandungan vitamin A (retinol) paling tinggi di antara ubi jalar yang lain dan tidak hilang dengan proses perebusan, selain itu serat yang terdapat pada ubi jalar merah maupun ungu berfungsi sebagai prebiotik yaitu untuk merangsang pertumbuhan bakteri yang baik bagi usus sehingga penyerapan zat gizi menjadi lebih baik dan usus lebih bersih.
Ubi Jalar Sewentar : Warna daging: Krem; Bentuk umbi: Elips panjang; Potensi hasil : 30 t/ha; Rasa umbi: Enak, manis; Kandungan nutrisi: Pati 32,48%, Bahan kering 38%, Beta karoten 398,11 mg/100g; Agak peka hama boleng dan , toleran kudis dan bercak daun, agak toleran kekeringan.
Ubi cilembu ini berbeda dengan ubi lainya karena jika dipanaskan dengan oven, apalagi jika ubi mentah sudah disimpan lebih dari satu minggu, akan mengeluarkan cairan sejenis cairan lengket seperti madu dan rasanya manis. Rasa manis tersebut merupakan sumber tenaga bagi orang yang memakannya, sehingga ubi ini cocok sebagai hidangan sahur ataupun buka puasa. Bentuk ubi cilembu yaitu panjang, kulit dan daging umbinya saat mentah berwarna krem kemerahan dan akan menjadi kuning saat dimasak, dan akan muncul lelehan-lelehan lengket seperti madu. Kulit ubi cilembu berurat-urat panjang sehingga tidak mulus.
http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/791-mengenal-citra-rasa-berbagai-jenis-ubi-jalar
Cara budidaya ubi jalar organik
Kiat budidaya ubi jalar secara organik
Terdapat tiga jenis ubi jalar (Ipomoea batatas L.) yang populer dibudidayakan di Indonesia, yaitu ubi jalar berwarna putih kecoklatan, merah dan ungu. Ketiga jenis ubi jalar tersebut memiliki varietas unggul dengan produktivitas tinggi. Beberapa varietas ubi jalar yang populer antara lain cilembu, ibaraki, lampeneng, georgia, borobudur, prambanan, mendut, dan kalasan.
Budidaya ubi jalar cocok dilakukan di daerah tropis yang panas dan lembab. Suhu ideal bagi tanaman ini adalah 21-27oC dengan dengan curah hujan 750-1500 mm per tahun. Budidaya ubi jalar memerlukan penyinaran matahari sekitar 11-12 jam sehari.
Di Indonesia, budidaya ubi jalar mencapai produktivitasnya yang paling optimal bila ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Namun, tanaman ini masih bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian di atas 1000 meter, hanya saja jangka waktu tanam hingga panen menjadi lebih panjang.
Penyiapan bibit ubi jalar
Penyiapan bibit dalam budidaya ubi jalar bisa dilakukan dengan dua cara, yakni cara generatif dan vegetatif. Pertama adalah perbanyakan melalui umbi. Caranya pilih umbi berkualitas baik dan sehat, kemudian dibiarkan di tempat lembab dan teduh hingga keluar tunasnya.
Tunas yang keluar dari umbi dipotong dan siap untuk dibesarkan. Cara generatif jarang dilakukan dalam budidaya ubi jalar skala luas. Cara ini dipakai untuk memperbanyak bibit unggul dalam skala terbatas. Atau untuk mengembalikan sifat-sifat unggul sang induk.
Cara kedua adalah perbanyakan vegetatif dengan distek. Calon indukan diambil dari tanaman yang berumur di atas dua bulan dengan ruas yang pendek-pendek. Caranya, potong batang tanaman kira-kira sepanjang 15-25 cm. Pada setiap potongan minimal terdapat dua ruas batang. Papas sebagian daun-daunnya untuk mengurangi penguapan. Ikat batang yang telah distek tersebut dan biarkan selama satu minggu di tempat yang teduh.
Perbanyakan dengan cara stek batang secara terus menerus akan menurunkan kualitas tanaman. Oleh karena itu, perbanyakan dengan stek hanya dianjurkan untuk 3-5 generasi penanaman.
Pengolahan tanah untuk budidaya ubi jalar
Kondisi tanah yang cocok untuk budidaya ubi jalar adalah tanah lempung berpasir, gembur, banyak mengandung hara dan memiliki drainase yang baik. Budidaya ubi jalar pada tanah kering dan retak-retak, akan menurunkan imunitas tanaman. Tanaman mudah terserang hama dan penyakit. Sebaliknya bila ditanam ditempat becek atau basah, umbinya akan kerdil, kadar serat tinggi, umbi mudah busuk dan bentuknya benjol.
Derajat keasaman tanah yang ideal untuk budidaya ubi jalar sekitar 5,5-7,5 pH. Tanaman ini tumbuh baik pada lahan tegalan atau bekas sawah. Pada lahan tegalan, budidaya ubi jalar cocok dilakukan diakhir musim hujan. Sedangkan untuk lahan sawah lebih cocok pada musim kemarau.
Budidaya ubi jalar relatif tidak membutuhkan pupuk yang banyak. Apalagi bila ditanam di lahan bekas sawah. Sebelum menanam ubi jalar, hendaknya tanah dibajak atau dicangkul supaya gembur. Kemudian bentuk bedengan setinggi 30-40 cm. Buat lebar bedangan 60-100 cm dengan jarak antar bedengan 40-60 cm. Panjang bedengan mengikuti bentuk lahan.
Untuk budidaya ubi jalar secara organik, berikan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang yang bagus adalah campuran kotoran ayam dan sapi atau kambing yang telah matang. Campurkan pupuk pada saat pembuatan bedengan dengan dosis 20 ton per hektar.
Penanaman ubi jalar
Ubi jalar ditanam dengan cara membenamkan 2/3 stek batang kedalam tanah. Dalam satu bedengan terdapat dua baris tanaman. Jarak antar tanaman dalam satu baris 30 cm dan jarak antar baris 40 cm. Dibutuhkan sekitar 36 ribu batang untuk lahan seluas satu hektar.
Di awal pertumbuhan usahakan jaga kelembaban tanah. Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari pada stek yang baru ditanam. Penyiraman bisa dihentikan setelah tanaman terlihat tumbuh, yang dicirikan dengan keluarnya daun baru.
Pemeliharaan dan perawatan
Tanaman ubi adalah tanaman yang tahan kekeringan. Intensitas hujan dua minggu sekali sudah cukup memberikan asupan air. Sehingga relatif tidak memerlukan penyiraman secara terus menerus.
Setelah 2-3 minggu penanaman, periksa keseluruhan tanaman. Apabila terdapat tanaman yang gagal tumbuh segera sulam dengan tanaman baru. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati dan menggantinya dengan stek batang yang baru.
Pada umur 4 minggu setelah tanam, lakukan pembongkaran tanah di kiri dan kanan tanaman, radius10 dari tanaman. Hal ini dimaksudkan supaya akar tanaman tidak menjalar kemana-mana sehingga umbi terkonsentrasi pada jalur penanaman. Aktivitas ini dilakukan sekaligus dengan menyiangi gulma.
Pada umur 6-8 minggu setelah tanam, tanah yang dibongkar tadi kemudian ditutup kembali sambil merapikan akar-akar yang menjalar keluar dari jalur penanaman. Kegiatan perapihan akar ini penting karena jika menjalar kemana-mana, umbi yang dihasilkan tidak akan terlalu besar. Jika akar tidak ditertibkan, bisa jadi umbinya banyak namun ukurannya kecil-kecil.
Pemanenan budidaya ubi jalar
Pemanenan ubi jalar bisa dilakukan pada umur 3,5-4 bulan. Perhatikan cuaca saat menjelang panen, atau umur tanaman di atas 3 bulan. Umbi siap panen yang tiba-tiba tertimpa hujan deras biasanya akan membusuk. Hal ini terjadi pada budidaya ubi jalar yang dilakukan di musim kemarau. Apabila terjadi hal tersebut segera lakukan pemanenan, maksimal 7 hari setelah hujan.
Panen dikatakan berhasil jika tiap satu bibit yang ditanam minimal menghasilkan 1 kg umbi. Secara umum tanaman ubi jalar yang baik dan tidak terserang hama akan menghasilkan umbi lebih dari 25 ton per hektar. Bahkan pada ubi jalar varietas tertentu seperti kalasan bisa menghasilkan hingga 30-40 ton per hektar.
Setelah dipanen, ubi jalar dicuci dan disortir kemudian masukkan dalam karung dan simpan ditempat kering sebelum dijual ke pasar .
Budidaya Singkong
Untuk menanam singkong secara benar dapat dilakukan dengan beberpa cara berikut.
Siapkan Lahan
Untuk menghasilkan buah yang banyak dan berukuran besar, tanaman singkong harus memiliki ruang untuk akar-akarnya tumbuh. Oleh karena itu dalam menyiapkan lahan tanam harus dilakukan penggemburan. Penggemburran lahan tanam singkong dapat menggunakan cangkul (kapasitas tanam sedikit) atau menggunakan bajak/traktor (untuk kapasitas pertanian/industri). Lahan yang sudah digemburkan dapat ditaburi pupuk kandang untuk menambah unsur hara tanah dan menjadi nutrisi bagi tanaman untuk tumbuh subur. Tambahkan kapur jika tanah asam, karena singkong akan tumbuh baik pada derajat keasaman tanah netral (pH: 5-8)
Siapkan Bibit
Dalam menyiapkan bibit singkong, dapat dilakukan dengan memotong batang singkong menjadi beberapa potongan dengan ukuran panjang sekitar 20cm. Batang singkong dapat dipotong lurus juga dapat dipotong miring.
Menanam Bibit
Bibit yang telah dipotong dapat langsung ditanam ke lahan pertanian, tanamlah bibit singkong dengan jarak 60 cm x 80cm (60cm jarak bibit dengan bibit yang lain : 80cm jarak antar lajur/kolom). dalam menanam bibit singkong yang harus diperhatikan adalah arah tunas, jangan sampai terbalik. Kita dapat melihat arah tunas di dekat buku-buku atau tonjolan bekas daun singkong yang lepas. Pada posisi tersebit dapat terlihat anak tunas (sering disebut mata). Pastikan anak tunas menghadap ke atas, agar tidak tumbuh terbalik.
Perawatan Tanaman Singkong
Tanaman singkong harus dirawat untuk memperoleh ubi yang banyak dan berbobot, cara melakukan perawatan tanaman singkong dapat dilakukan dengan melakukan pemupukan pada 3minggu-4minggu pertama atau setelah singkong sudah mengeluarkan tunas dengan memiliki daun sekitar 5-7 helai. Lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kimia (Urue, TSP, KCl) dengan takaran disesuaikan dengan petunjuk yang tertera di karung pupuk.
Selain melakukan pemupukan, lakukan juga penyiangan atau membersihkan gulma dan rumput-rumput yang mengganggu. Lakukan penyulaman pada bibit yang tidak tumbuh dan ambruk.
Pemupukan juga bisa dilakukan pada bulan ke 5 dari penanaman agar ubi dapat lebih besar saat dipanen. Namun biasanya hanya menggunakan urea saja.
Pemanenan Singkong
Tanaman singkong pada umumnya dapat dipanen pada usia sekitar 7-8 bulan dari penanaman. Namun seiring dengan bertambahnya teknologi yang dapat menghasilkan varietas baru, ada singkong yang dapat dipanen pada bulan ke 5 dari penanaman.Ciri-ciri tanaman singkong siap dipanen adalah daun-daun sudah mulai sedikit karena rontok, ubi singkong sudah besar (dapat dilihat dengan menggali tanah pada bagian ubi).
Lakukan pemanenan dengan cara mencabut singkong secara manual, tanah yang gembur tadi tentunya akan sangat membantu mengurangi ubi singkong tertinggal saat dicabut. Singkong dapat dipanen secara serentak. Pisahkan ubi dari pohon dengan cara memotong dengan menggunakan parang/golok pada bagian pangkal ubi (jangan sampai terkena ubinya).
Setelah panen
Kumpulkan semua batang singkong yang tersisa untuk membersihkan lahan agar dapat ditanami kembali. batang ubi sisa ini dapat dijadikan bibit kembali untuk penanaman selanjutnya atau dapat dibakar pada lahan pertanian/kebun tersebut untuk menjadi pupuk.
Itulah beberapa cara melakukan penanaman singkong yang benar agar menghasilkan panen yang banyak, dan melakukan perawatan pada singkong. Pemilihan bibit yang baik akan sangat berpengaruh terhadap hasil panen.
https://bijibersemi.com/cara-menanam-singkong-agar-berbuah-banyak/#.Wa-cL7IjHIU
Penyimpanan umbi-umbian
Ada banyak cara dan jenis penyimpanan yang dapat kita lakukan untuk tiap-tiap jenis umbi yang bermacam-macam antara lain;
- Penyimpanan ubi kayu /singkong
Simpan ubi kayu di tanah/pasir yang telah dilubangi ,beri alas jerami atau daun-daun kering,masukan ubi secara teraturdan tersusun rapi,kemudian tutup kembali lubang tersebut dengan timbunan tanah/pasir,sebaiknya sebelum menyimpan umbi-umbian dilakukan pemeriksaan keadaan ubi dengan tekhnik nin singkong dapat bertahan 1-2 bulan setelah masa panennya.
- Penyimpanan ubi jalar ( Ipomea batatas Poiret ) sebaiknya dilakukan dengan cara-cara berikut agar dapat mempertahankan rasanya antara lain;
Angin-anginkan ubi yang baru di panen dilantai yang kering selama 2-3 hari.Simpanlah ubi jalar di tempat yang kering,sejuk dan berperedaran udara yang baik.Tumpukan ubi jalar dilantai gudang,kemudian timbun dengan pasir kering atau abu setebal 20-30 cm hingga semua permukaannya tertutup. Dengan cara ini, ubi jalar dapat bertahan sampai 5 bulan lamanya.
https://ehajulaeha027.wordpress.com/2014/10/14/tentang-penyimpanan-serealia-dan-umbi-umbian/
2. Sawi Hijau
SAWI HIJAU (Brassica rapa var. parachinensis L.)
Sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis L) merupakan jenis sayuran yang cukup populer. Dikenal pula sebagai caisim, caisin, atau sawi bakso, sayuran ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan. Jenis sayuran ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya), dan sifat ini kurang disukai.
Perdagangan internasional menyebut sawi hijau dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi sawi monumen.
Morfologi Sawi Hijau
Haryanto (1994) menjelaskan bahwa sawi hijau termasuk herba semusim yang mudah tumbuh. Perkecambahannya epigeal. Setelah daun ketiga dan seterusnya akan membentuk setengah roset dengan batang yang cukup tebal, namun tidak berkayu. Daun elips, dengan bagian ujung biasanya tumpul. Warnanya hijau segar, biasanya tidak berbulu.
Menjelang berbunga sifat rosetnya agak menghilang, menampakkan batangnya. Bunganya kecil, tersusun majemuk berkarang. Mahkota bunganya berwarna kuning, berjumlah 4 (khas Brassicaceae). Benang sarinya 6, mengelilingi satu putik. Buahnya menyerupai polong tetapi memiliki dua daun buah dan disebut siliqua.
Sistematika Sawi Hijau
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Brassicaceae (suku sawi-sawian)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa var. parachinensis L.
Jumlah Kromosom Sawi Hijau Normal (Diploid)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Genus Brassica memiliki beberapa spesies, yang masing-masing jumlah kromosomnya berbeda-beda. Brassica rapa, atau yang sering kita sebut dengan sawi hijau, biasa digunakan sebagai sayuran memiliki jumlah kromosom diploid sebanyak 20 (2n = 20). Brassica nigra, yang lebih dikenal dengan black mustard dimana bijinya digunakan sebagai rempah, memiliki kromosom diploid sebanyak 16 (2n = 16). Brassica oleracea atau kol memiliki jumlah kromosom diploid sebanyak 18 (2n = 18). Brassica juncea, adalah hasil persilangan antara Brassica rapa dan Brassica nigra, bijinya digunakan sebagai rempah atau yang dikenal dengan brown mustard, jumlah kromosom normalnya adalah 36 (2n = 36). Brassica napus, adalah hasil persilangan dari Brassica rapa dan Brassica oleracea, banyak digunakan sebagai sayuran dan bijinya untuk menghasilkan minyak (bahan baku biodiesel), di alam tidak pernah ditemukan Brassica napus yang tumbuh liar di tempat yang dianggap menjadi pusat keragamannya, yaitu di daerah Laut Tengah bagian timur, jumlah kromosom diploidnya sebanyak 38 (2n = 38), dan yang terakhir adalah Brassica carinata, merupakan jenis sesawi yang dibudidayakan setengah liar terutama di Ethiopia, Brassica jenis ini adalah jenis yang paling sedikit dieksploitasi, namun demikian biji dan daunnya juga dimanfaatkan masyarakat sebagai rempah dan sayuran (2n = 34). (Chang, 2008)
Syarat Tumbuh Sawi Hijau
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini.Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan.
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH)tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
Budidaya Sawi Hijau
Dalam bukunya, Rukmana (1994), menjelaskan bahwasanya cara bertanam sawi sesungguhnya tidak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang daun, wortel, bayam, dan kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.
Benih
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan.
Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.
Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena hal tersebut dapat lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedangkan ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.
Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
Penanaman
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm. Atau dapat juga dilakukan penanaman dengan teknik vertikultur dan hidroponik.
Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman. Penyiraman tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan. Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya adalah dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Hal ini perlu dilakukan karena tanaman yang tumbuh terlalu rapat akan bersaing untuk mendapatkan nutrisi dari tanah sehingga tanaman itu tidak akan tumbuh dengan baik, misalnya tumbuh tinggi dan warna daun pucat.
Kemudian tahap penyulaman.Yaitu penggantian tanaman dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.
Panen dan Penanganan Pasca Panen
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam. Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah : Pencucian dan pembuangan kotoran, sortasi, pengemasan, penyimpanan, dan pengolahan.
Hama dan Penyakit pada Tanaman Sawi Hijau
Hama
1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
2. Ulat tritip (Plutella maculipennis).
3. Siput (Agriolimas sp.).
4. Ulat Thepa javanica.
5. Cacing bulu (cut worm).
Penyakit
1. Penyakit akar pekuk.
2. Bercak daun alternaria.
3. Busuk basah (soft root).
4. Penyakit embun tepung (downy mildew).
5. Penyakit rebah semai (dumping off).
6. Busuk daun.
7. Busuk Rhizoctonia (bottom root).
8. Bercak daun.
9. Virus mosaik.
http://duniabiologianda.blogspot.co.id/2012/08/sawi-hijau-brassica-rapa-var.html
Fungsi
Masyarakat kerap kali menjadikan sawi hijau sebagai sayuran lezat untuk menu makan siang mereka. Seperti kebanyakan sayuran lainnya, sawi hijau juga memiliki kegunaan yang serupa. Selain menjadi sumber kalsium, sawi hijau juga bisa digunakan sebagai bahan kecantikan. Dengan mengkonsumsi sawi hijau secara teratur, dapat berkhasiat terhadap kesehatan kulit dan rambut bagi mereka yang mengkonsumsinya.
Namun, segala khasiat dalam sawi hijau, juga terdapat sisi yang harus diperhatikan masyarakat. Sawi hijau memiliki enzim tertentu yang tidak baik jika dimakan oleh orang yang menderita batu ginjal. Selain itu dalam jumlah yang banyak sawi hijau juga bisa berakibat tidak baik bagi mereka yang memiliki masalah dengan kelenjar tiroid mereka. Akan tetapi, dalam jumlah yang cukup dan dengan mengkonsumsi secara bijak, tentunya tidak akan membahayakan masyarakat.
Cara Mengolah
Untuk menjadikan sawi hijau sebagai sayuran sederhana, Anda tinggal memasukkan sawi hijau ke dalam air panas. Kemudian bumbui air tersebut. Dalam sekejap Anda bisa menyajikan olahan sayur sawi hijau ini sebagai alternatif makan si kecil. Bagi orang dewasa, menumis sawi hijau merupakan cara yang sangat praktis. Jika Anda berencana melakukan acara masak shabu-shabu di kediaman sendiri, sawi hijau merupakan sayuran wajib yang digunakan sebagai pemanis alami bagi kaldu di dalamnya. Cukup dengan mencelupkan sawi hijau selama beberapa saat bisa meninggalkan rasa manis di kuah tersebut.
Cara penyimpanan sawi hijau yang belum digunakan adalah dengan memasukkannya dalam plastik bersih. Namun, jangan menyimpan sawi hijau terlalu lama karena akan membuat bagian batang menjadi berair dan busuk.
http://www.kerjanya.net/faq/18666-sawi-hijau.html
3. Lengkuas
LENGKUAS (Alpinia galanga (L.) Willd.)
Botani
Sinonim : Alpinia galanga Stuntz.
Alpinia galanga (L.) Swartz.
Alpinia officinarum Hance
Alpinia pyramidata Bl.
Amomum galanga (L.) Lour.
Amomum medium Lour.
Languas galanga (L.) Merr.
Languas galanga (L.) Stunz.
Maranta galanga L.
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Alpinia
Jenis : Alpinia galanga (L.) Willd.
Nama
Umum/Dagang : Lengkuas
Sumatera : Lengkueus (Gayo), Langkueueh (Aceh), Kelawas (Karo), Halawas (Simalungun), Lakuwe (Nias), Lengkuas (Melayu), Langkuweh (Minang), Lawas (Lampung).
Jawa : Laja (Sunda), Laos (Jawa), Laos (Madura).
Kalimantan : Langkuwas, Laus (Banjar).
Bali : Laja, Kalawasan, lahwas, Isem (Bali).
Sulawesi : Laja, Langkuwasa (Makasar); Aliku (Bugis); Lingkuwas (Menado); Likui, Lingkuboto (Gorontalo); Hingkuase (Sangihe).
Maluku : Laawasi lawasi (Ambon); Lawase,Lakwase, Kourola (Seram); Galiasa, Galiaha, Waliasa (Ternate, Halmahera); Langkwas (Roti); Langkuwas (Basemah); Laawasi, Lawasi (Alfuru); Lauwasel (Saparua); Langoase (Buru).
Asia : Lengkuas, Puar (Malaysia); Langkauas, Palia (Filipina); Padagoji (Burma); Kom deng, Pras (Kamboja); Kha (Laos, Thailand); Hong dou ku (Cina).
Eropa : Galangal, Greater galangal, Java galangal, Siamese ginger (Inggeris); Grote galanga, Galanga de I’Inde (Belanda); Galanga (Perancis); Grosser galgant (Jerman).
Deskripsi
Habitus : Merupakan terna berumur panjang, tinggi sekitar 1 – 2 m, bahkan dapat mencapai 3½ m. Biasanya tumbuh dalam rumpun yang rapat.
Batang : Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih-putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua.
Daun : Daun tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, tersusun berseling. Daun di sebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil dari pada yang di tengah. Bentuk daun lanset memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun rata. Pertulangan daun menyirip. Panjang daun sekitar 20 – 60 cm dan lebarnya 4 – 15 cm. Pelepah daun lebih kurang 15 – 30 cm, beralur, warnanya hijau. Pelepah daun ini saling menutup membentuk batang semu berwarna hijau.
Bunga : Bunga lengkuas merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng, berbau harum, berwarna putih kehijauan atau putih kekuningan, terdapat dalam tandan bergagang panjang dan ramping, yang terletak tegak di ujung batang. Ukuran perbungaan lebih kurang 10 – 30 cm x 5 – 7 cm. Jumlah bunga di bagian bawah tandan lebih banyak daripada di bagian atas, sehingga tandan tampak berbentuk piramida memanjang. Panjang bibir bunga 2½ cm, berwarna putih dengan garis miring warna merah muda pada tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih, sedangkan pangkalnya berwarna hijau. Bunga agak berbau harum.
Buah : Buahnya buah buni, berbentuk bulat, keras. Sewaktu masih muda berwarna hijau-kuning, setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan, berdiameter lebih kurang 1 cm. Ada juga yang buahnya berwarna merah. Bijinya kecil-kecil, berbentuk lonjong, berwarna hitam.
Rimpang : Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2 – 4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat, mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat. Untuk mendapatkan rimpang yang masih berserat halus, panen harus dilakukan sebelum tanaman berumur lebih kurang 3 bulan. Rasanya tajam pedas, menggigit, dan berbau harum karena kandungan minyak atsirinya.
Sebenarnya lengkuas ada dua macam, yaitu lengkuas merah dan putih. Lengkuas putih banyak digunakan sebagai rempah atau bumbu dapur, sedangkan yang banyak digunakan sebagai obat adalah lengkuas merah. Pohon lengkuas putih umumnya lebih tinggi dari pada lengkuas merah. Pohon lengkuas putih dapat mencapai tinggi 3 m, sedangkan pohon lengkuas merah umumnya hanya sampai 1 – 1½ meter. Berdasarkan ukuran rimpangnya, lengkuas juga dibedakan menjadi dua varitas, yaitu yang berimpang besar dan kecil. Oleh karena itu, paling tidak ada tiga kultivar lengkuas yang sudah dikenal yang dibedakan berdasarkan ukuran dan warna rimpang, yaitu lengkuas merah, lengkuas putih besar, dan lengkuas putih kecil.
Lengkuas mudah diperbanyak dengan potongan rimpang yang bermata atau bertunas. Juga dapat diperbanyak dengan pemisahan anakannya atau dengan biji. Tanaman ini mudah dibudidayakan tanpa perawatan khusus.
Ekologi dan Penyebaran
Lengkuas tumbuh di tempat terbuka, yang mendapat sinar matahari penuh atau yang sedikit terlindung. Lengkuas menyukai tanah yang lembab dan gembur, tetapi tidak suka tanah yang becek. Tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau di dalam semak belukar.
Tumbuhan ini berasal dari Asia tropika, tetapi tidak begitu jelas dari daerah mana. Ada yang menduga berasal dari Cina, ada juga yang berpendapat berasal dari Bengali, tetapi sudah sejak lama digunakan secara luas di Cina dan Indonesia terutama di Pulau Jawa. Sekarang tersebar luas di berbagai daerah di Asia tropis, antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina, Cina bagian selatan, Hongkong, India, Bangladesh, dan Suriname. Di Indonesia, mula-mula banyak ditemukan tumbuh di daerah Jawa Tengah, tetapi sekarang sudah di budidayakan di berbagai daerah. Di Malaya, selain yang tumbuh liar juga banyak yang ditanam oleh penduduk di kebun atau pekarangan rumah.
Bagian yang Digunakan
Rimpang, buah, biji, daun, batang muda, dan tunas bunga.
Khasiat
Rimpangnya sering digunakan untuk mengatasi gangguan lambung, misalnya kolik dan untuk mengeluarkan angin dari perut (stomachikum), menambah nafsu makan, menetralkan keracunan makanan, menghilangkan rasa sakit (analgetikum), melancarkan buang air kecil (diuretikum), mengatasi gangguan ginjal, dan mengobati penyakit herpes. Juga digunakan untuk mengobati diare, disentri, demam, kejang karena demam, sakit tenggorokan, sariawan, batuk berdahak, radang paru-paru, pembesaran limpa, dan untuk menghilangkan bau mulut. Rimpang lengkuas yang dikunyah kemudian diborehkan ke dahi dan seluruh tubuh diyakini dapat mengobati kejang-kejang pada bayi dan anak-anak. Di samping itu rimpang lengkuas juga dianggap memiliki khasiat sebagai anti tumor atau anti kanker terutama tumor di bagian mulut dan lambung, dan kadang-kadang digunakan juga sebagai afrodisiaka (peningkat libido).
Khasiatnya yang sudah dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai penelitian adalah sebagai anti jamur. Secara tradisional dari sejak zaman dahulu kala, parutan rimpang lengkuas kerap digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama yang disebabkan oleh jamur, seperti : panu, kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan sebagainya. Di India dan Malaysia, rebusan rimpang lengkuas atau rimpang yang dimasak bersama nasi diberikan kepada para ibu sehabis melahirkan.
Di banyak negara di Asia, rimpang lengkuas digunakan sebagai bumbu masak. Demikian pula buahnya sering digunakan sebagai bumbu masak atau rempah pengganti kapulaga.
Minyak lengkuas (Oleum galanga) sering ditambahkan sebagai aroma dalam pembuatan minuman keras dan bir. Oleum galanga juga bersifat insektisida.
Buah lengkuas dapat digunakan untuk menghilangkan rasa dingin, kembung dan sakit pada ulu hati, muntah, mual, diare, kecegukan (singuitus), dan untuk menambah nafsu makan. Juga dapat digunakan untuk menyembuhkan bisul.
Biji digunakan untuk mengatasi kolik, diare, dan muntah-muntah. Daunnya digunakan sebagai pembersih untuk ibu sehabis melahirkan, untuk air mandi bagi penderita rematik, dan sebagai stimulansia. Tunas muda lengkuas dapat digunakan untuk mengobati infeksi ringan pada telinga. Batang yang sangat muda (umbut) dan tunas atau kuncup bunga dapat dimakan sebagai lalap atau sayur setelah direbus atau dikukus terlebih dahulu.
Penggunaan lengkuas sebagai obat, antara lain :
Panu : a) Sepotong lengkuas segar dicuci, memarkan salah satu ujungnya. Bagian yang memar dan berserabut dicelupkan ke 1 sendok makan cuka, sapukan ke bercak panu yang sudah dibersihkan. Lakukan 2 – 3 kali sehari sampai sembuh; b) Seibu jari lengkuas segar dicuci dan parut, 10 helai daun belimbing wuluh dicuci, lumatkan bersama 1 sendok teh kapur sirih dan garam, campur, oleskan ke panu 2 – 3 kali sehari sampai sembuh.
Nyeri haid : Seibu jari lengkuas segar, setelunjuk kunyit dicuci, kupas, memarkan, 1 sendok makan penuh ketumbar, 3 tanaman meniran beserta akarnya, cuci, rebus semua dengan 4 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, untuk digunakan 2 hari. Minum pagi dan sore @ ½ gelas, sementara belum terminum simpan di lemari es.
Kutil : a) Sepotong lengkuas dicuci, parut, ulek bersama 2 sendok teh penuh kapur sirih, oleskan ke kutil beberapa kali sehari sampai sembuh; b) Sepotong lengkuas dicuci, parut, lumatkan bersama 1 bawang putih yang dikupas, cuci serta diberi 1 sendok teh cuka. Lalu oleskan pada kutil.
Obat kuat : a) 2 potong lengkuas segar @ sebesar ibu jari, 3 potong jahe segar seibu jari dicuci, parut, peras dengan kain. Campur airnya dengan sebutir ragi tapai yang dihaluskan dengan air dari 2 jeruk nipis, garam, ½ sendok teh merica, dan ½ gelas air, aduk. Minum secara berkala; b) Lengkuas dicuci, memarkan, rebus sampai airnya tinggal setengah dan minum secara berkala.
Menguatkan otot : Lengkuas juga dapat digunakan untuk menguatkan otot yang lama tidak digerakkan karena sakit atau rematik. Beberapa potong lengkuas segar dicuci, parut, peras dengan kain, gosokkan ke bagian tubuh yang lemah. Lengkuasnya bisa dipakai untuk menggosok.
Limfa bengkak : 2 potong lengkuas segar seukuran ibu jari, 3 potong temu lawak seukuran ibu jari, dicuci, iris, rebus bersama secangkir daun meniran dan 3 gelas air sampai airnya tinggal setengah, minum separuh pagi dan separuh sore. Ulangi sampai sembuh.
Membersihkan darah : 2 potong lengkuas sebesar ibu jari dikupas, parut, beri ½ gelas air, peras dengan kain, dan minum airnya.
Kandungan Kimia
Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metilsinamat 48%, sineol 20% – 30%, eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, a-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu rimpang juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain.
Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor, yaitu trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol asetat, asetoksi eugenol asetat, dan 4-hidroksi benzaidehida (Noro, et al., 1988). Juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang dinamakan 1-(4-hidroksifenil)-7-fenilheptan-3,5-diol.
Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol asetat dan asetoksieugenol asetat yang bersifat anti radang dan antitumor (Yu, et al., 1988). Juga mengandung kariofilen oksida, kariofilenol, kuersetin-3-metil eter, isoramnetin, kaemferida, galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7-hidroksi-3,5-dimetoksiflavon.
Biji lengkuas mengandung senyawa-senyawa diterpen yang bersifat sitotoksik dan antifungal, yaitu galanal A, galanal B, galanolakton, 12-labdiena-15,16-dial, dan 17- epoksilabd – 12 – ena – 15,16 – dial (Morita dan ltokawa, 1988).
https://abuanjeli.wordpress.com/2010/08/31/lengkuas-alpinia-galanga-l-willd/
Cara Budidaya Lengkuas
Selain manfaatnya yang sangat besar sebagai obat, buah lengkuas juga digunakan secara umum oleh masyarakat sebagai salah satu bahan penyedap makanan alami. Para ibu sering menggunakan lengkuas ketika memasak masakan-masakan tertentu karena lengkuas memang mampu membuat masakan terasa lebih sedap dan nikmat. Sebenarnya bagaimanakah bentuk pohon atau tanaman lengkuas? Serta bagaimana juga cara budidayalengkuas yang benar?
Membudidayakan Tanaman Lengkuas
Bercocok tanam lengkuas bisa menjadi kegiatan yang menarik bagi kita. Kita bisa dengan mudah menumbuhkan tanaman lengkuas yang bermanfaat ini di halaman rumah kita untuk kemudian kita konsumsi sendiri hasilnya. Akan tetapi budidaya lengkuas dengan tujuan untuk berbisnis juga bisa menjadi alternatif usaha yang baik. Di sini kita akan mempelajari teknik budidaya lengkuas yang tepat sehingga kita tahu gambaran tentang bagaimana menumbuhkan tanaman obat yang kaya manfaat ini.
Lahan Ideal untuk Tanaman Lengkuas
Lengkuas dapat tumbuh subur di wilayah yang terletak di dataran tinggi maupun di wilayah yang terletak di dataran rendah. Idealnya, kita bisa menumbuhkan tanaman lengkuas di wilayah yang terletak di ketinggian di bawah 1200 meter dari permukaan laut. Sedangkan suhu udara yang ideal untuk tanaman lengkuas yaitu sekitar 25 derajat celcius. Tanaman lengkuas juga membutuhkan tingkat kelembaban udara yang sedang dan sinar sinar matahari yang cukup banyak.
Pengolahan Lahan untuk Budidaya Lengkuas
Sebelum membahas teknik atau cara menanam lengkuas, kita harus tahu dulu bagaimana mengolah lahan yang baik untuk menanam lengkuas. Pengolahan lahan dilakukan setidaknya dua minggu sebelum penanaman. Hal ini dimaksudkan supaya tanah terbebas dari senyawa-senyawa racun setelah dibalik. Kegiatan pengolahan lahan meliputi membajak tanah, membuat bedengan, memupuk tanah, dan juga mengatur tingkat keasaman tanah hingga pas.
Pembibitan Lengkuas
Bibit yang baik adalah bakal hasil panen yang melimpah. Oleh karena itu kita harus memilih bibit dengan seksama sebelum menanamnya. Bibit yang baik bisa diambil langsung dari kebun lengkuas, dan bukan membeli lengkuas di pasar. Kemudian beberapa hal penting yang harus dicermati dalam pemilihan bibit yaitu pilihlah bibit dari pohon lengkuas yang sudah cukup tua. Selanjutnya, pilihlah juga bibit lengkuas dari pohon yang sehat dan bebas dari gangguan hama maupun penyakit.
Penyemaian Bibit Lengkuas
Setelah mendapatkan bibit lengkuas yang baik, langkah selanjutnya sebelum menanam yaitu penyemaian. Bibit kita semaikan terlebih dahulu di lahan khusus yang kita siapkan untuk persemaian. Persemaian bisa dilakukan di dalam peti kayu. Cara persemaian di dalam peti kayu yaitu dengan bibit lengkuas dipatahkan hingga masing-masing memiliki sekitar 4 mata ruas, lalu dijemur sehari. Selanjutnya bibit dimasukan ke dalam kotak kayu secara berlapis, dengan urutan bibit, abu sekam, dan seterusnya.
Proses Penanaman
Setelah bibit ditumbuhi tunas lengkuas yang baru, selanjutnya siap untuk kita tanam di bedengan. Cara tanam lengkuas cukup sederhana, yakni dengan memasukan bibit ke dalam masing-masing lubang tanam lalu ditimbun dengan tanah, tetapi tunasnya biarkan menyumbul ke atas. Selanjutnya tanaman terus dirawat dengan diberi pupuk dan disiram secara teratur. Buah lengkuas akan tumbuh secara optimal dan siap untuk dipanen ketika telah memasuki umur sekitar 11 bulan.
http://1001budidaya.com/budidaya-lengkuas/
Fungsi
Lengkuas cukup banyak digunakan baik untuk kesehatana atau untuk kuliner. Lengkuas mengandung transkoniferil disasetat yang mampu mencegah tumor. Selain itu, lengkuas juga cukup berkhasiat untuk mencegah radang. Lengkuas juga digunakan untuk obat anti mabuk apabila Anda sedang dalam perjalanan. Sedangkan untuk kuliner, lengkuas digunakan untuk menambah aroma dan rasa gurih dalam masakan. Jenis masakan yang menggunakan lengkuas contohnya adalah sayur asem, rendang, balado, dan lainnya. Umumnya lengkuas digunakan untuk menonjolkan rasa dari bumbu-bumbu pedas berbahan dasar bawang merah dan cabai. Lengkuas juga bisa dimanfaatkan sebagai kremes atau serundeng untuk masakan yang digoreng misalnya ayam goreng atau empal goreng.
Cara Mengolah
Lengkuas tidak merepotkan dalam segi penyimpanan. Anda cukup meletakkan lengkuas dalam wadah terbuka di ruangan kering dan bersuhu normal. Anda juga bisa menyimpan lengkuas di kulkas. Untuk pengolahan lengkuas dalam masakan, Anda bisa menghaluskannya bersama bumbu halus lainnya. Cara lain adalah lengkuas dimemarkan lalu dimasukkan ke dalam masakan. Untuk menyajikan serundeng dari lengkuas, caranya cukup mudah. Lengkuas diparut hingga halus lalu digoreng hingga kering dan ditiriskan. Setelah itu, serundeng lengkuas didinginkan dan ditaburkan di atas ayam goreng atau empal goreng. Lengkuas harus dikupas terlebih dahulu sebelum digunakan dan dibersihkan dari tanah-tanah yang biasanya menempel. Umumnya, untuk masakan level rumahan, Anda hanya cukup menggunakan dua hingga tiga ruas jari per masakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar